Nikmat Waktu
Nikmat Waktu
Adakah kita
menaruh perhatian kepada waktu untuk mempergunakannya dengan tepat dan benar?
Sedangkan kita tidak pernah mengetahui betapa nikmatnya waktu untuk
dipergunakan, adakah kita berpikir selama ini waktu yang telah terbuang dengan
sia-sia akan diminta pertanggungjawaban diakhirat kelak. Allah SWT menitipkan
sebuah amanah yang sangat penting, dan ini merupakan modal kita saat didunia
sebelum meninggalkannya. Kita harus memakai modal itu dengan sebaik-baiknya
untuk mencari keuntungan yang besar dan mencari pujian dari yang memberi modal
itu. Modal itu ialah waktu.
Waktu merupakan
nikmat yang terbesar dan betapa pentingnya untuk dipergunakan waktu itu.
Hebatnya bukan kita hanya yang memperhatikan waktu itu penting. Bahkan Al-Quran
dan Sunnah saja sangat memperhatikan waktu ini sangat lah bermakna bagi kita
yang mendapatkannya.
Al-Quran
menjelaskan pergantian silih waktu dari pagi hingga malam dan betapa nikmat
Allah yang sangat agung ini.
“Dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam
orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah
memberikan keadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya...”. (Q.S. Ibrahim: 33-34)
Dan Allah SWT.
menjelaskan juga dalam firman lainnya, yaitu di surat al-Furqan ayat 62:
“Dan Dia
(Pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin
mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”
Syeikh Yusuf
Al-Qardhawi menjelaskan, maksud ayat tersebut adalah bahwa Allah SWT telah
menjadikan malam bergantian dengan siang, dan siang berganti dengan malam. Oleh
karena itu, siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah
satunya, maka hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.
Jangan sesekali
kita mudahnya terluput keindahan dunia sehingga waktu terbuang begitu saja.
Malam berganti siang dengan begitu
cepat, tidak mungkin satu detikpun diri ini menyisakan waktu untuk mengingat
akan hari akhir dan berdzikir kepada Allah SWT. Kalau sudah terlanjur
menelantarkan waktu berharga menjadi sia-sia , tetaplah mencari jalan keluar
untuk berusaha mempergunakan waktu sebaik-baiknya, setidaknya satu menit untuk
bersyukur kepada Allah atas semua pemberiannya kepada kita.
Orang yang memanfaatkan waktu merupakan orang
yang ingin mengambil pelajaran dalam kehidupannya. Dia berpikir untuk apa aku
hidup didunia selain hanya beribadah kepada Allah saja, sedangkan kerjaan aku
hanya membuang waktu dengan sia-sia. Dan juga orang yang memanfaatkan waktu ia
akan bersyukur kepada Allah, karena dengan waktu kesempatan yang telah diberi
adalah sebuah anugerah dari-Nya, dengan kesempatan itu ia manfaatkan untuk
menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. Berusaha menggantikan waktu yang
terbuang lalu menjadi bermanfaat disaat waktu yang lain.
Berkaitan
nikmatnya waktu. Allah juga memberikan isyarat betapa pentingnya waktu ini,
betapa pentingnya memanfaatkan modal ini. Sehingga Allah bersumpah atas nama
waktu. Misalnya bersumpah; Demi waktu malam, Demi waktu siang, demi waktu
fajar, demi waktu Dhuha, dan demi masa.
Menurut para
mufasir dan juga kaum muslimin, jika Allah bersumpah atas sesuatu yang ia
ciptakan, itu sebuah pertanda bahwa kita sebagai umat muslim dan juga berimana
harus memperhatikan apa yang disumpahkan atau mengingat-Nya agar hal tersebut
mengingatkan kita alan besarnya manfaat dan impresinya.
Selain itu, jika
Allah bersumpah atas nama waktu. Berarti Allah akan meminta pertanggungjawaban
atas waktu yang dipergunakan untuk apa selama kita masih hidup didunia.
Tanggungjawab manusia terhadap waktu akan dipertanyakan dihadapan Allah kelak
di hari kiamat. Terlebih lagi ada beberapa pokok yang harus kita ketahui juga
dipelajari bersama-sama agar kita terjaga dari kelalaian waktu ini. Dalam hadis
yang diriwayakan oleh Mu’adz bin Jabal ra, bawa Nabi saw. telah bersabda “Tiada
tergelincir kedua telapak kaki seorang hamba di hari kiamat, sehingga
ditanya tentang emapat hal, yaitu tentang umurnya di mana ia habiskan, tentang
hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan, dan tentang ilmunya
bagaimana ia mengamalkannya.” (HR. Al-Bazzar dan Thabrani)
Suatu saat kita
bakal ditanya tentang umur secara seluruh dan tentang masa muda secara khususnya.
Masa muda ini merupakan bagian daripada usia kita. Dimasa ini memiliki
keistemewaan, yaitu kehidupan penuh pancaran cahaya, keteguhan yang masih dapat
berkelanjutan, juga merupakan suatu masa kuat di antara dua ancaman kelemahan,
yaitu kelemahan di masa kanak-kanak dan juga tua.
Komentar
Posting Komentar