Kerja Mengharapkan Keridhaan Allah
Hidup di dunia tidak
hanya sendau gurau yang berkecamuk dengan rasa, selalu merasa kurang ketika
meminta sesuatu dari pemilik tidak juga merasa bersyukur ketika sudah
mendapati. Memberi kepada yang lebih membutuhkan tidak pernah
terlintas untuk melaksanakannya. Mungkin karena kesibukan untuk mencari
kebutuhan dunia terlalu bersemangat sehingga lupa akan tugas sebagai hamba
didunia.
Tidak salahnya untuk mencari selembar kertas untuk
kehidupan, tapi tidak juga berlebihan sehingga lupa tugas sebagai hamba seperti
apa yang diinginkan oleh Maha Pencipta.
Tidak selalu monoton untuk akhirat juga, tugas utama
didunia memang untuk mencari bekal persiapan ke akhirat, dengan cara
meningkatkan takwa kepada Allah Swt. Bukan berarti demi akhirat tugas didunia yang
harus dipenuhi dijauhkan, tetap terlaksanakan untuk tetap hidup agar bekal ke
akhirat semakin banyak dengan memenuhi kebutuhan rumah tangga, mengisi saku
untuk belanja, bekerja, dan perihal perut menjadi tenaga.
Pernahkah berpikir. “Untuk apa aku bekerja?”(mencari
dengan cara yang baik) dan “Untuk apa aku beribadah”. Dua hal ini harus dicari
dan ditelusuri agar kita bisa mencapai sesuatu tidak secara cuma-cuma. Jika
bekerja bertujuan untuk mencari kekayaan yang berlimpah apa bedanya kita dengan
zaman jahiliyyah, yang dimana masyarakat Mekah berdagang ke negeri Yaman ketika
musim dingin dan ke negeri Syam ketika musim panas, dengan hasil perdangan
mereka itu dipamerkan di depan masyarakat Mekah pada saat itu, supaya terlihat
bahwa dirinya sudah sukses dalam kehidupan dunianya, kehidupan berlimpah,
berpesta-pesta, memakai uang dengan secara sia-sia saja, seperti itu? Bagi kita
yang sudah menyatakan dirinya beriman tidak sepatutnya untuk menjadikan tujuan
bekerja seperti orang jaman dahulu.
Ternyata apa yang kita lakukan ada niat yang tulus
hanya karena Allah Swt. Bekerja dengan baik untuk mendapatkan penilaian dari
Allah itu adalah sebuah kesuksesan iman dalam diri setiap insan. Jika tidak
keimanan dalam jiwanya maka tidak ada niat yang tulus untuk mencari penilaian
dari Allah, dia hanya bekerja untuk dirinya saja, bekerja hanya mencari uang
saja, bekerja hanya mencari nama saja. Kalau bekerja seperti itu, dimana nilai
ibadahnya? Kita harus membedakan cara bekerja orang beriman dengan bekerja
tidak beriman.
Keren syuh, tetap semangat berkarya.😇
BalasHapusterima kasih Patnerku. semoga kamu semangat juga berkarya.
BalasHapus